Faktor risiko kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas Banggae II Majene

Wulandari, Sri (2023) Faktor risiko kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas Banggae II Majene. Masters thesis, fakultas Kesehatan masyarakat.

[img] Text
SAMPUL (1).pdf

Download (217kB)
[img] Text
Lembar Pengesahan (4).pdf

Download (219kB)
[img] Text
DAFTAR ISI (4).pdf

Download (214kB)
[img] Text
RINGKASAN (4).pdf

Download (279kB)
[img] Text
BAB I (3).pdf

Download (311kB)
[img] Text
BAB V (1).pdf

Download (769kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA (3).pdf

Download (484kB)

Abstract

Stunting dikenal dengan kekurangan gizi kronis dan bisa menyebabkan efek jangka panjang yang merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, rentan penyakit, ekonomi rendah, dan kualitas hasil reproduksi. Dalam mengukur Stunting, indikator yang umum digunakan yaitu panjang badan menurut usia (PB/U) atau tinggi badan menurut usia (TB/U) dengan membandingkan hasil pengukuran antropometri anak dengan standar pertumbuhan yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jika hasil pengukuran menunjukkan Z-Score kurang dari -2 standar deviasi (SD) hingga -3 SD, anak dianggap pendek/stunted. Jika Z-Score kurang dari -3 SD, anak dianggap sangat pendek/severely stunted. Pada penelitian kali ini memiliki tujuan untuk membuktikan apakah ada hubungan Kadarzi, KAP, Self-Efficacy, dan Sosial Budaya terhadap Kejadian Stunting serta mecaritahu variabel mana yang paling besar hubungannya terhadap Stunting. Penelitian ini menggunakan Penelitian observasional dengan pendekatan case-control dan pengambilan sampel menggunakan teknik accidental samplng. Dalam kasus ini, populasi yang diteliti adalah semua balita diwilayah kerja Puskesmas Banggae II Majene dan jumlah sampel yang digunakan 112 reponden. Metode analisis data yang dilibatkan dalam penelitian ini yaitu analisis univariat, bivariat, dan multivariat serta menggunakan uji chi-square dan Regresi Binary logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Usia Ibu (OR=0,682), Jenis kelamin (OR=0,699), dan KAP (OR=0,321) bukan faktor risiko tetapi faktor protektif terhadap timbulnya stunting. Sedangkan, pekerjaan ibu (OR=2,037), pendidikan terakhir (OR=1,533), kadarzi (OR=17,274), self-efficacy (OR=3,240), dan sosial budaya (OR=7,857) merupakan faktor risiko kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas Banggae II Majene. Kadarzi sebagai variabel yang paling berisiko dengan Exp(B) = 17,274. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kadarzi adalah variabel yang paling berisiko signifikan dengan kejadian stunting dibandingkan variabel usia ibu, jenis kelamin, pekerjaan ibu, pendidikan terakhir, KAP, Self-efficacy¸ dan sosial budaya, dan kadarzi memiliki risiko 17,274 kali terhadap kejadian stunting. Peneliti menyarankan kepada orang tua untuk memperhatikan Kadarzi, KAP, Self-Efficacy, dan sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari terkhusus Kadarzi, balita yang mengalami stunting disarankan untuk tetap menjaga asupan gizinya,penentuan jenis makanan, mengonsumsi vitamin dan makanan tambahan dari posyandu, jadwal dan frekuensi makan yang sesuai, rutin mengikuti posyandu

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Stunting, Kadarzi, KAP, Self-Efficacy, Sosial Budaya
Subjects: R Medicine > RJ Pediatrics
R Medicine > RJ Pediatrics > RJ101 Child Health. Child health services
Divisions: FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT > KESMAS
Depositing User: operator 8
Date Deposited: 07 Sep 2023 08:02
Last Modified: 07 Sep 2023 08:02
URI: http://repository.umi.ac.id/id/eprint/4048

Actions (login required)

View Item View Item